Yang membedakan database open source PostgreSQL dengan database open source MySQL yaitu kekuatan OO (Object Oriented). Di database open source ini / database PostgreSQL, kita bisa mendeskripsikan suatu tabel yang mewarisi pengertian tabel lain yang bisa kita katakana sebagai object oriented. Umpamanya, ada tabel Karyawan yang mempunyai field partyId serta currentSalary. Kita bisa mendeskripsikan tabel KaryawanDivisiA dengan cuma mendeskripsikan field penambahan postId serta ditambah klausa SQL INHERITS (Karyawan). Field-field lain bakal automatis di ambil dari tabel induknya, Karyawan. Bukan hanya tabel saja, jenis data baru juga bisa didefinisikan. Serta uniknya, database open source PostgreSQL juga mempunyai jenis data geometri (seperti titik, garis, lingkaran, poligon) yang barangkali bermanfaat untuk aplikasi ilmiah spesifik. Satu lagi, anehnya, database PostgreSQL yang notabene merupakan database open source memberikan kita kekuatan mendeskripsikan suatu field untuk array.
Dari sisi kekayaan SQL, beberapa pengembang database barangkali bakal lebih tergiur dengan database open source ini. Database PostgreSQL mempunyai nyaris semua sarana standard yang umumnya di idamkan : view (tabel virtual), trigger, subselect, stored procedure (dalam sebagian bhs), serta foreign key constraint. Database PostgreSQL juga mempunyai apa yang dimaksud dengan rule, yakni aksi custom yang dapat kita definisikan dieksekusi waktu suatu tabel di-INSERT, UPDATE, atau DELETE. System rule ini sangat mungkin bagi kita untuk menguasai bagaimana data kita dirubah atau di ambil. Umpamanya, kita bisa bikin suatu tabel mernjadi berbentuk append-only dengan bikin rule yang membatalkan dampak DELETE serta UPDATE. Atau kita dapat lakukan penelusuran data sebelum saat terjadinya pergantian pada tabel. Atau membuat perlindungan row spesifik supaya tak dapat di ambil datanya, dsb. Rule ini digunakan untuk mengimplementasi view. Walau demikian barangkali Anda butuh menghindari memakai rule dengan cara eksplisit lantaran sarana ini tak ada dalam standard (SQL92) database open source ini.
Lebih jauh tentang perbandingan MySQL serta PostgreSQL dimana keduanya merupakan database open source dapat dipandang di artikel MySQL vs PostgreSQL.
Usaha Database Open Source Juga
Keluarga Ingres/Postgres sudah melahirkan sebagian perusahaan penjual product komersial yang sukses—meski pada saat ini semua perusahaan itu sudah dimakan oleh raksasa IBM/Microsoft serta CA. Lisensi Ingres/Postgres/Postgres95/PostgreSQL memanglah dari dahulu sangat liberal dan mengusung nafas database open source, ala BSD. Berarti, dibanding dengan GPL yang mewajibkan product turunan jadi GPL juga, maka lisensi Postgres membolehkan kita menggunakan product itu untuk maksud apapun, terhitung mengemas serta menjualnya untuk product komersial yang closed-source. Syaratnya cuma dua : pertama, nama penulis aslinya terus dijelaskan ; serta ke-2, pengembang awal—termasuk University of California, Berkeley—dibebaskan dari semua tanggung jawab yang berlangsung disebabkan oleh pemakaian software.
Diawal th. 2000, suatu perusahaan bernama Landmark Communications Inc. di Amerika membangun Great Bridge, yang mempunyai tujuan meningkatkan suatu versus PostgreSQL komersial untuk di jual, yang tentu saja sangat berbeda dengan keinginan awal PostgreSQL sebagai database open source. Great Bridge merekrut Bruce Momjian jadi wakil presiden di perusahaan itu. Diluar itu dua pengembang inti PostgreSQL yang lain juga turut berhimpun. Keseluruhan tim lebih kurang 25 orang.
Gerakan ini diikuti lebih kurang setahun lalu oleh Red Hat, distributor Linux paling besar. Pada mulanya Frank Batten, satu diantara investor di Red Hat serta yang lalu jadi komisaris di Great Bridge, sudah merekomendasikan supaya Red Hat masuk pasar database dari akhir 1999. Tetapi saat itu Red Hat mengambil keputusan tidak untuk masuk ke dalam persaingan dengan Oracle serta IBM, hingga pada akhirnya Frank juga keluar. Tetapi bln. Juni 2001, Red Hat menyebutkan bakal meluncurkan product serta jalan keluar database open source. Database yang bakal digunakan tetap dirahasiakan saat itu, namun banyak yang telah dapat menebak bahwasanya PostgreSQL-lah yang bakal digunakan. Benar saja, pada mulanya memanglah Red Hat telah pernah menghubungi Great Bridge untuk mendiskusikan kemungkinan kerja sama (Red Hat mensubkontrak Great Bridge). Tetapi perundingan tidak berhasil, serta Red Hat pada akhirnya membuat tim sendiri dibawah judul Red Hat Database Project. Maksudnya, turut meningkatkan PostgreSQL serta tawarkan jalan keluar database open source komersial.
Sayangnya, komersialisasi database open source kelihatannya tidak, atau belum, sukses. Sesudah 16 bulan beroperasi serta tak membuahkan pemasukan yang cukup, pada akhirnya pada bulan September 2001 Great Bridge tutup. Ini menunjukkan kepada kita kembali bahwasanya pasar database yaitu pasar yang konvensional apalagi untuk database open source yang dikomersialisasi, yang belum bakal mengambil suatu hal yang baru dengan cara cepat. Bukan hanya artinya database open source tak dapat dikomersilkan, cuma saja. Serta juga bukan hanya artinya PostgreSQL tidak berhasil dengan cara komersial. Product ini sudah¬ digunakan dengan cara meluas di industri ; cuma saja, untuk masuk ke pasar komersial diperlukan saat serta kesabaran. Tetap ada Red Hat dengan RHDB-nya, dan pada akhirnya kita tetap menanti bagaimana prospek usaha itu.
Sumber : masterweb